Jajaran manajemen puncak Kideco Jaya Agung berkomitmen tinggi mendukung program CSR. Hasilnya, CSR oleh perusahaan tersebut berdampak nyata sangat baikke masyarakat, dan produsi batu bara terus meningkat.
Bahwa dukungan manajemen puncak (top management) Kideco Jaya Agung terhadap program CSR sangatlah baik, itu rasa-rasanya tiada perlu diragukan lagi. Tidak ayal, melalui sebuah proses penilaian yang panjang, Dewan Juri Top CSR 2018 menyematkan penghargaan bagi Presiden Direktur Kideco Jaya Agung, M. Kurnia Ariawan. Itu adalah gelar ini: Top Leader on CSR Commitment 2018.
Tak berhenti di situ, perusahaan energi batu bara tersebut mendapatkan penghargaan lainnya. Yakni, Top CSR 2018 Program Nawa Cita; Top CSR 2018 Program SDGs; dan Top CSR 2018 Program Pengembangan Kawasan Binaan Terintegrasi. Maka, sangat jelas bahwa dukungan manajemen puncak berbuah apik kepada kualitas program CSR di perusahaan tersebut, bukan?
Dalam presentasinya kepada Dewan Juri Top CSR 2018 belum lama ini di Jakarta, sejumlah perwakilan dari perusahaan tersebut menjelaskan panjang, lebar, dan mendetail perihal praktik CSR yang sudah berjalan, dan seperti apa hasilnya. Persisnya bagaimana?
Begini, Manajer CSR Kideco Jaya Agung, Suryanto, menjelaskan bahwa pihaknya sudah mendapatkan penghargaan Proper. Itu antara lain Proper Hijau untuk tingkat nasional. Adapun untuk tingkat propinsi, Kideco mendapatkan Proper Emas.
Pada titik ini, kita bisa dengan jelas melihat bahwa dalam operasional pertambangan, Kideco sangat memfokuskan pentingnya tata kelola lingkungan nan apik, juga menggelar program pemberdayaan masyarakat secara sinambung, sehingga meraih Proper Emas tingkat propinsi. Sementara itu, di Proper Hijau tingkat nasional, Kideco melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang disyaratkan; punya sistem manajemen lingkungan, bisa menurunkan penggunaan emisi, efisien menggunakan energi, dan lain-lain.
Kembali kepada penjelasan Suryanto, ia pun ada menjelaskan bahwa Kideco punya lima poin tanggung jawab sosial.Yaitu: apresiasi, peningkatan kesejahteraan, harmonisasi, dan zero konflik.
Untuk program pemberdayaan masyarakat, Kideco punya moto yang menarik. Yaitu sebagai berikut: Berpikir Global, Bertindak Nasional, dan Berbasis Kearifan Lokal.
Tujuan dari program CSR adalah memaksimalkan kesejahteraan karyawan, juga kesejahteraan masyarakat setempat. Hal itu dilakukan dengan membangun budaya harmonis dengan masyarakat setempat.
Secara umum, ada beberapa jenis program CSR prioritas yang dijalankan Kideco. Itu adalah infrastruktur, ekonomi, kesehatan-keselamatan, dan pendidikan.
Dalam program infrastruktur, perusahaan tersebut membangun berbagai infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan listrik. Pembangunan tersebut tidak sekadar tertuju kepada karyawan Kideco, tetapi juga ditujukan kepada masyarakat luas.
Wujud nyata CSR tersebut adalah meningkatkan infrastruktur lokal, membangun fasilitas ibadah; dan lain-lain. Dalam hal meningkatkan infrastruktur lokal, ada aktivitas memerbaiki jalan yang tidak bagus, membangun jembatan, mengadakan pembangkit listrik, membangun fasilitas pemurnian air minum, merenovasi rumah, membangun rumah baru, dan lain-lain.
Yang sangat menarik adalah program CSR bidang ekonomi. Begini, bagi Kideco, hal yang pertama adalah adanya pertumbuhan ekonomi masyarakat sebelum berkembangnya perusahaan tersebut; Kideco akan lebih mengupayakan agar bibit yang kecil menjadi hutan luas.
Nah, untuk mendukung ekonomi lokal, Kideco ada melakukan sejumlah upaya. Itu seperti perluasan lahan; pembuatan peternakan ikan air tawar; bantuan peralatan perikanan; pembuatan peternakan bebek atau sapi.
Selanjutnya, ada pula dukungan budaya. Bentuknya adalah kunjungan ke sejumlah masjid, donasi saat Hari Lebaran, dan lain-lain.
Selanjutnya, dalam hal program kesehatan-keselamatan, Kideco sudah mengayunkan banyak langkah. Pada prinsipnya, program kesehatan Kideco ditujukan kepada karyawan sekaligus masyarakat setempat.
Di sini, perusahaan tersebut membangun rumah sakit di daerah sekitar aktivitas pertambangan. Juga, muncullah operasi katarak gratis, program perawatan kesehatan ibu dan bayi, donasi peralatan olah raga, aktivitas olah raga antara karyawan dengan masyarakat, dan lain-lain.
Juga, Kideco menggelar operasional sistem manajemen kesehatan-keselamatan (OHSAS 18001). Di sini, ada operasi patroli keselamatan yang terus-menerus ada di tiap area pertambangan; ada juga latihan penanggulangan kebakaran secara sinambung.
Dalam bencana nasional, Kideco pun mengirimkan tim keselamatan ke sejumlah lokasi. Misalnya saja, ke lokasi bencana gempa di Yogyakarta (2006), gempa di Padang (2009), dan lain-lain.
Selanjutnya, dalam CSR di bidang pendidikan, Kideco berpatokan bahwa dengan program CSR pendidikan, perusahaan tersebut sekaligus berinvestasi untuk masa depan, dengan berperan aktif mendukung pendidikan generasi muda. Ada sejumlah wujud konkret dari hal itu, antara lain pembangunan sekolah dan perpustakaan, pengembangan program pendidikan untuk pendidikan wajib, beasiswa untuk tingkat SD sampai universitas, dan lain-lain.
Sudah Berdampak Nyata
Seperti apakah efek nyata program CSR yang sudah digelontorkan Kideco kepada masyarakat? Suryanto menjabarkan jawaban pertanyaan ini. Antara lain, dalam hal kemandirian ekonomi, CSR-nya Kideco sudah melahirkan kebun sawit seluas 200 hektar di sebuah desa di sekitar area operasional pertambangan. Di situ, ada 100 KK (kepala keluarga) yang menggarap; setiap KK mendapat lahan seluas 2 hektar.
Kideco pun membina masyarakat dalam hal industri perumahan.Ya, benar, masyarakat dilatih untuk memproduksi aneka keripik khas pasar. “Hasil dari program ini sangat nyata.Yakni naiknya pendapatan keluarga dari sebelumnya Rp 3 jutaan menjadi berkali-kali lipat,” kata Suryanto.
Fasilitas pengadaan air bersih reverse osmosis di Desa Muara Adang (Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur) menghasilkan penghematan bagi masyarakat di lokasi tersebut. “Nilai penghematan itu bisa mencapai Rp 11 miliar untuk tiap tahun. Sebelum adanya fasilitas tersebut, masyarakat harus membeli air bersih,” Suryanto menceritakan.
General Manager Kideco Jaya Agung, Siswoko, menjelaskan bahwa setelah adanya pelatihan yang digelar pihaknya lewat program RI Pintar, ada guru dari lokasi sekitar pertambangan yang berpindah mengajar ke Pulau Jawa. Tiap tahun, ada 1.000-an guru yang mendapatkan pelatihan dari program itu. “Sementara, beasiswa yang diberikan kepada masyarakat sekitar pertambangan, tingkatannya bervariasi. Tercatat, ada 30 mahasiswa strata-satu dan delapan mahasiswa strata-dua yang mendapatkan beasiswa,” Siswoko memaparkan.
Lebih lanjut, Siswoko mengatakan bahwa bagi pihaknya, aktivitas CSR bukanlah suatu beban. Akan tetapi, merupakan sebuah tujuan dan bermanfaat bagi tercapainya target produksi. “Kami sudah melakukan aktivitas CSR sejak tahun 2001. Perlu kita ingat bahwa, saat itu, regulasi tentang CSR belum ada,” Siswoko menegaskan.
Aktivitas CSR pun merupakan bagian dari hubungan antara Kideco dengan semua pemangku kepentingan seperti masyarakat, pemerintah daerah, dan lain-lain. CSR berpengaruh kepada kinerja Kideco sebagai sebuah perusahaan. “Ada tren yang terlihat bahwa setelah program CSR berjalan, produksi batu bara kami pun ikut naik,” Siswoko menjelaskan lagi. (Dhi)